Aku tidak mengerti apa yang aku rasakan sekarang.
Rasa rindu dan benci bercampur baur.
Dimana kedua rasa itu sangatlah kuat.
Tak saling membunuh, tak saling mendukung.
Hanya satu hal yang aku mengerti.
Aku tanpa motivasi.
Menyerah dalam harapan.
Tak bisa melanjutkan perjalanan.
Sepi, ya, sepi.
Aku merasa kesepian ditengah derasnya hujan.
Hanya sayup suaramu yang pernah kudengar terus terkenang.
Ingin kuhapus karena perasaan luka yang mendalam.
Ahaha...
Aku tak berharap ada yang mendengarkanku.
Tapi, aku rindu kamu.
Dalam hati kecilku aku masih butuh.
Ahaha...
Aku tak berharap aku didengar.
Aku benci kamu.
Luka ini mulai berbicara akan kenangan pahit tentangmu.
Apa harapan itu masih ada?
Pertanyaan yang tak seharusnya ada di kepalaku.
Karena aku sudah berhenti untuk berharap.
Seperti lelahnya sang burung yang mengejar matahari.
Rasa rindu dan benci bercampur baur.
Dimana kedua rasa itu sangatlah kuat.
Tak saling membunuh, tak saling mendukung.
Hanya satu hal yang aku mengerti.
Aku tanpa motivasi.
Menyerah dalam harapan.
Tak bisa melanjutkan perjalanan.
Sepi, ya, sepi.
Aku merasa kesepian ditengah derasnya hujan.
Hanya sayup suaramu yang pernah kudengar terus terkenang.
Ingin kuhapus karena perasaan luka yang mendalam.
Ahaha...
Aku tak berharap ada yang mendengarkanku.
Tapi, aku rindu kamu.
Dalam hati kecilku aku masih butuh.
Ahaha...
Aku tak berharap aku didengar.
Aku benci kamu.
Luka ini mulai berbicara akan kenangan pahit tentangmu.
Apa harapan itu masih ada?
Pertanyaan yang tak seharusnya ada di kepalaku.
Karena aku sudah berhenti untuk berharap.
Seperti lelahnya sang burung yang mengejar matahari.