E-learning berasal dari perpadanan dua kata yakni ‘e’ dan ‘learning’. ‘e’ merupakan singkatan dari electronic dan learning adalah pembelajaran. Jadi e-learning
secara harfiah dapat diartikan sebagai pembelajaran yang menggunakan
media elektronik, khususnya perangkat komputer. Tafiardi (2005:87)
mendefiniskan “e-learning sebagai pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan perangkat elektronika”. Fokus utama adalah proses belajarnya (learning) bukan pada “e” (electronic), karena perangkat elektronik hanya berperan sebagai alat bantu saja. Peterson (Learnframe , 2000:6) menjelaskan bahwa: “define
the e in e-Learning from the perspective of the user is exploration,
experience, engagement, ease of use, dan empowerment”.
Kelima akromin “e” tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Exploration, pebelajar mengakses web untuk memperoleh informasi dan sumber-sumber pengetahuan. 2) Experience, web memberikan keleluasaan bagi pebelajaruntuk memperoleh pengalaman belajar secara total. 3) Engagement, web dapat menarik minat pebelajar melalalui pendekatan kreatif dalam pembelajaran yang kolaboratif dan sosialis. 4) Ease to use, web harus mudah digunakan dan dapat kompatibel dengan berbagai jenis platform (windows, unix, mac, linux). 5) Empowerment, web memiliki kemampuan untuk dapat digunakan oleh pebelajar secara personal sesuai kebutuhan dan gaya belajar mereka.
Secara sederhana, Horton (2010:1) medefinisikan “e-learning is the use of information and computer technologies to create learning experiences”. Pendapat Horton tersebut dapat diartikan e-learning
sebagai segala bentuk penggunaan informasi dan teknologi komputer untuk
menciptakan pengalaman belajar. Definisi ini menekankan bagaimana
pengalaman belajar diformulasikan, diorganisir, dan diciptakan melalui
perangkat e-learning. Pendapat ini diperkuat oleh Naidu (2006:1) yang menyatakan bahwa “e-learning
is commonly referred to the intentional use of networked information
and communications technology in teaching and learning”. Artinya e-learning
merupakan segala bentuk penggunaan jejaring informasi dan teknologi
komunikasi yang dilakukan secara sengaja dalam proses pembelajaran. G.
Chute (2003:297) mendefiniskan e-learning sebagai “A strategy for connecting learners with distributed knowledge resources”.
Pannen (2005) memformulasikan e-learning
sebagai seperangkat paket-paket informasi untuk pembelajaran (dalam
satu mata kuliah) yang tersedia dimana saja setiap saat melalui sistem
penyampaian elektronik, dalam bentuk web-based learning, computer-based learning, virtual classroom, atau digital collaboration.
Paket informasi tersebut terdiri dari berbagai objek dan unit, termasuk
tes dan alat uji yang memungkinkan seseorang melakukan ujian atas
kemampuannya setiap saat. Paket informasi tersebut dapat berbentuk
beragam media – tekstual (teks), visual (video,satellite broadcast), audio, gambar/ilustrasi, dan lain-lain
ChienYu (2010: 17) mendefiniskan e-learning sebagai berikut:
E-learning is the use of network
technology (broadly, the “Internet”) to design, deliver, select,
administer, and extend learning. Components of Internet-enabled learning
can include content delivery in multiple formats, management of the
learning experience, and a networked community of learners, content
developers and experts.
Sementara itu, Lowerison (2008:430) menyatakan bahwa “e
– learning to include any element of teaching and learning that
involves digital material and information communication technologies
(ICT)”. Jadi e-learning adalah segala bentuk kegiatan pembelajaran
yang melibatkan materi digital dan teknologi informasi dan komunikasi
(TIK). Menurut Henderson (2003:2) “e-learning is learning at a distance that uses computer technology (usually the Internet)”. Artinya e-learning adalah pembelajaran jarak jauh yang menggunakan teknologi komputer (biasanya internet). Oleh karena itu melalui e-learning,
pembelajaran dapat berlangsung meskipun secara fisik pebelajar tidak
hadir di kelas karena semuanya dilakukan melalui teknologi komputer. Hal
yang senada diungkapkan oleh Hadi & Yuni (2007), Munir (2009) yang
meyimpulkan e-learning sebagai bentuk teknologi informasi yang diterapkan di bidang pendidikan dalam bentuk sekolah maya . Jadi e-learning
memanfaatkan jaringan internet sebagai metode penyampaian isi
pembelajaran, interaksi, bimbingan dan fasilitas serta didukung oleh
berbagai bentuk layanan belajar lainnya. E-learning merupakan bentuk pembelajaran konvensional yang dituangkan dalam format digital menggunakan perangat teknologi. E-learning dapat digunakan pada sistem pendidikan jarak jauh maupun konvensional. Dalam pendidikan konvensional, e-learning tidak berperan sebagai pengganti namun hanya sebagai penguat model pembelajaran yang ada.
Dari beberapa pengertian e-learning di atas, dapat disimpulkan bahwa e-learning
adalah segala bentuk penggunaan perangkat elektronik untuk menciptakan
pengalaman belajar pada pebelajar. Definisi ini tidak hanya mencakup
pada perangkat keras (hardware) tetapi juga perangkat lunak (software) dan pihak-pihak yang terlibat (brainware).
E-learning biasa disebut pula dengan istilah online learning, virtual learning, distributed learning, networked atau web-based learning. Semua mengacu pada makna yang sama dan dalam penerapannya akan menggunakan teknologi komputer seperti intranet dan internet. E-learning telah mengubah paradikma pembelajaran yang berpusat pada pembelajar (teacher centered learning) menjadi berpusat pada pebelajar (student centered learning).
Pembelajaran tidak lagi bergantung pada pembelajar karena pembelajar
bukan lagi menjadi satu-satunya sumber pengetahuan bagi pebelajar. E-learning memungkinkan pebelajar untuk mengakses informasi yang akurat dan up to date tanpa hambatan ruang dan waktu. Kemudahan mengakses e-learning membuat pebelajar dapat belajar dari mana saja dan kapan saja asal memiliki koneksi internet yang memadai.
Pembelajaran menggunakan e-learning
dapat terjadi tanpa harus adanya tatap muka antara pembelajar dan
pebelajar. Pembelajar tinggal mengunggah materi dan memberikan evaluasi
melalui situs e-learning. Demikian pula dengan pebelajar, mereka dapat membuka situs e-learning dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan tanpa harus meninggalkan pekerjaan dan tempat mereka. Teknologi e-learning
saat ini semakin berkembang pesat karena relatif murah namun memiliki
jangkauan yang luas tanpa dibatasi kondisi geografis sehingga
memungkinkan penyelenggaraan pendidikan secara luas. Menurut Henderson
(2003) e-learning menjadikan peningkatan kualitas dan melakukan
hal-hal yang tidak dapat dilakukan dalam pembelajaran konvensional.
Dengan demikian pembelajaran dapat dilakukan secara lebih baik, lebih
cepat, dan lebih murah
(sumber: http://fatamorghana.wordpress.com/2010/11/19/definisi-e-learning/ )
No comments:
Post a Comment