Monday, 25 June 2012

Judika - Bukan Dia Tapi Aku




Berulang kali kau menyakiti
Berulang kali kau khianati
Sakit ini coba pahami
Ku punya hati bukan tuk disakiti

* Ku akui sungguh beratnya
Meninggalkanmu yang dulu pernah ada
Namun harus aku lakukan
Karena ku tahu ini yang terbaik

Ku harus pergi meninggalkan kamu
Yang telah hancurkan aku
Sakitnya, sakitnya, oh sakitnya

* Ku akui sungguh beratnya
Meninggalkanmu yang dulu pernah ada
Namun harus aku lakukan
Karena ku tahu ini yang terbaik

Reff:
Ku harus pergi meninggalkan kamu
Yang telah hancurkan aku
Sakitnya, sakitnya, oh sakitnya

Cintaku lebih besar darinya
Mestinya kau sadar itu
Bukan dia, bukan dia, tapi aku

Begitu burukkah ini
Hingga ku harus mengalah

Ku harus pergi meninggalkan kamu
Yang telah hancurkan aku
Sakitnya, sakitnya, oh sakitnya

(Cintaku) Cintaku
(Lebih besar dari benciku) Lebih besar dari benciku
Cukup aku yang rasakan
(Jangan dia) Jangan dia
(Jangan dia) Jangan dia cukup aku

(Jangan dia jangan dia) Cukup aku
(Jangan dia)

================================

Apakah ada alasan diriku masih bersamamu? Persahabatan? Masih adakah alasanku untuk mempercayaimu? Ketulusan?
Rasanya semua sudah aku berikan, tapi tak ada balasan dari semua itu. Apakah aku harus menunggu 1000 tahun lagi untuk bersamamu dan menahan rasa sakit yang pernah kau berikan kepadaku? Jujur aku menyerah denganmu. Tak ada balasan yang pasti. Kau hanya menggantungku seolah aku akan selalu bersamamu.
Aku tak tulus karena menginginkan balasan darimu? Apapun jawabku, pastinya kau masih akan tetap menyalahkanku. Dan aku akan balik bertanya, Apa aku harus menunggu jawabanmu sampai aku mati? Tak pernah kau mengiyakan atau menolak diriku. Menunggu hingga akhirnya kenyataan juga yang menjawabnya.

"Ku harus pergi meninggalkan kamu... Yang telah hancurkan aku... Sakitnya, sakitnya, oh sakitnya... Cintaku lebih besar darinya... Mestinya kau sadar itu... Bukan dia, bukan dia, tapi aku... Cintaku lebih besar dari benciku... Cukup aku yang rasakan... Jangan dia, jangan dia cukup aku..."

Menunggu jawabanmu sampai akhirnya kenyataan pahit terjadi? Cukup sakit, menusuk, dan membekas di hati.

No comments:

Post a Comment