"Tak bisakah kita beristirahat sebentar?", sahutku kelelahan.
Barang-barang yang kubawa memang tak sebanyak barang yang dibawa oleh Brahm. Tapi aku sudah merasa sungguh letih membawa semua itu. Memang tubuhku besar karena ku manusia. tapi kekuatan Dwarf itu memang sungguh tak diduga. Brahm bisa mengangkat beban dua kali lipat lebih berat daripada bebanku tanpa kelelahan.
"Sebentar lagi kita akan sampai. Sabarlah... Kau belum melihat keindahan tambang ini.", jawab Brahm semangat.
Entah berapa lama, kami sudah berjalan di bawah gua ini. Gua batu yang hanya diterangi obor di setiap 20 langkah. Aku juga tak tahu siang atau malamkah ini. Tak ada sedikitpun sinar matahari yang masuk kedalam wilayah ini.
Brahm mengatakan bahwa kami akan berjalan ke tempat terindah yang ada di bawah Padang Pasir Ambrose. Tambang emas bagi para penempa. Bijih besi terbaik ada di tambang tersebut. Tapi entah kenapa, aku tak tertarik akan hal itu.
"Leo, kita sudah sampai", kata Brahm.
Akupun akhirnya bisa mengejar Brahm dan melihat tambang itu. Ini adalah tambang tua yang aneh. Gelap. Tetapi terlihat nyala obor di setiap sisinya.
"Akhirnya, sampai juga kita di tempat yang kau banggakan ini. Tapi gelap sekali tempat ini? padahal sudah ada obor yang menerangi?" tanyaku.
"inilah yang kusebut tambang terbaik. Mineral hitam yang ada disini mempunyai kekuatan tingkat tinggi. Yang memungkinkan untuk tidak hancur saat ditebas ataupun dipukul oleh benda apapun." jelas Brahm.
Penjelasan ini sungguh tidak logis. menurutku, sebagus apapun benda yang ada, pasti akan ada elemen yang dapat membuatnya hancur.
"Mineral aneh. Aku tak percaya. Pasti mineral ini ada kelemahannya. Benda ini terlalu sempurna." ujarku.
"Aku sangat yakin akan hal ini. Kalau kau tidak percaya, coba saja kau hancurkan benda ini." tantang Brahm.
Kuambil palu yang berasal dari belakangku. Ku ketok batu itu dengan sekuat tenagaku. TRAAANNKKK...!!!! Bunyinya keras sekali sampai ku terkejut mendengarnya. tapi tak ada sedikitpun serpihan dari batu itu yang jatuh ke tanah.
"Hah? Apabila tak bisa dihancurkan, kenapa kau bisa mengolah batuan ini? di ketok pun tak bisa. Bagaimana caranya?" tanyaku heran.
"Itulah kehebatan kami, para dwarf. Kami bisa mengolah semua bebatuan mineral dengan sihir bumi yang kami punya. Apa kau mau mempelajarinya,Leo?" tanya Brahm padaku.
"Benarkah? Aku masih tak percaya. Coba tunjukkan padaku." Tantangku.
"Hmm... Kau masih meragukanku,rupanya. Bawa saja bebatuan itu sebanyak yang kau bisa. Lalu kita secepatnya kembali ke rumah untuk membuktikannya." ujar Brahm.
"OK... Akan kulihat apa yang bisa kau ajarkan padaku." balasku.
<{Bersambung}>
No comments:
Post a Comment